Desa Mojodeso, Bojonegoro, dikenal sebagai daerah yang punya banyak inovasi. Salah satu inovasi yang muncul dari Desa Mojodeso adalah Rumah Kreatif. Tempat tersebut merupakan wadah untuk memberdayakan masyarakat sekitar, terutama dalam bidang UMKM.
Siapa lagi masyarakat Bojonegoro yang belum tahu Mojodeso? Desa ini sudah memiliki berbagai penghargaan. Mulai tingkat kabupaten hingga nasional. Prestasi desa ini tak lepas dari masyarakatnya yang sangat kreatif dan produktif.
Pembangunan desa tentu dimulai dari sumber daya manusia yang ada. Masyarakat Mojodeso dibentuk untuk cinta terhadap lingkungan. Kondisi lingkungan desa dikelola secara maksimal. Mulai dari menjaga kebersihan hingga pengelolaan sampah. Sumber daya alam pedesaan pun dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Rumah Kreatif sendiri digagas oleh Adib Nurdiyanto. Ia merupakan perangkat desa yang melahirkan banyak inovasi bagi warga Mojodeso. Ia mencoba mengembangkan potensi yang ada di desa untuk memajukan perekonomian masyarakat lewat produk berbasis UMKM.
“Mojodeso yang paling unggul itu kan terkait dengan lingkungannya,” ujar Adib Nurdiyanto ketika ditemui tim Jurnaba.co
Pada Februari 2018 lalu, Rumah Kreatif pun dibangun. Pembangunan tempat ini dilakukan oleh Adib Nurdianto. Tujuan dibangunnya tempat ini adalah untuk menjaga produktivitas hasil kreasi masyarakat sekitar.
Rumah Kreatif berada di RT 11 Desa Mojodeso. Tepatnya tidak jauh dari perempatan pertama sertelah masuk Tugu Payung. Rumah kreatif ini berada di area kediaman Daud, Ketua RT 11.
Rumah Kreatif merupakan tempat produksi hasil kreatifitas warga RT 11. Misalnya aneka jenis minuman segar. Minuman ini terbuat dari bahan alami yang ditanam di kebun samping lokasi Rumah Kreatif. Minuman yang diproduksi ini misalnya teh telang, teh kemangi, wedah okra dan masih banyak yang lain.
Tak hanya itu, olahan makanan pun dibuat di rumah produksi ini. Makanan juga terbuat dari bahan alami. Misalnya saja gethuk oven dan tumis kulit singkong. Kurang lebihnya, terdapat 11 jenis produk makanan dan minuman dari rumah yang didominasi warna orange ini.
Bahan dasar minuman dan makanan tersebut diambil langsung dari Taman Dung-Dung. Taman Dung-Dung merupakan kebun yang berisi berbagai macam jenis tumbuhan. Kebun ini juga dikelola bersama-sama. Hal ini karena pemanfaatan lahan perlu dikelola bersama-sama.
“Dung-Dung itu kalau orang desa sini menyebutnya artinya beramai-ramai,” kata Adib.
Selama ini, proses produksi hanya berdasarkan pemesanan dan keikutsertaan dalam suatu event. Hal ini karena produk minuman di Rumah Kreatif tidak mampu bertahan lebih 48 jam. Alasannya adalah minuman yang diproduksi tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali.
“Kesepakatannya tidak mau menggunakan bahan pengawet, jadi masih kita siasati produksinya bagaimana produk bisa bertahan lama,” kata pria asal Desa Kauman, Bojonegoro tersebut.
Tidak hanya olahan makanan dan minuman. Rumah Kreatif juga menciptakan handcraft atau kerajinan tangan. Misalnya saja tanaman dan lampu hias. Hal ini juga menjadi perhatian Adib. Selain perlu untuk dijaga, kebersihan lingkungan juga harus berkelanjutan. Misalnya dengan cara pemanfaatan limbah menjadi barang berdaya guna.
Saat ini, Rumah Kreatif masih dikelola secara pribadi bersama 2 orang. Adib ingin melibatkan warga RT 11 Desa Mojodeso. Sayangnya warga RT 11 belum sepenuhnya siap. Alasannya adalah kesibukan masing-masing dari warga.
Rumah Kreatif ini tidak hanya sebagai rumah produksi saja. Tempat ini juga kerap didatangi para wisatawan sebagai tempat wisata edukasi. Paling dominan adalah dari sekolah-sekolah yang ada di Bojonegoro. Namun, pemerintah daerah dari luar kota pun ada. Misalnya Magelang, Sulawesi Barat dan Karo, Sumatra Utara.
Wisata edukasi di Rumah Kreatif ini menggunakan sistem paket. Paket disesuaikan berdasarkan jumlah dan jenis olahan yang diinginkan. Biasanya, Adib sendiri yang mempratekkan pengolahan bunga desa dan daun muda. Selain itu, dia juga memberikan materi tentang kandungan dan khasiat olahan tersebut.
Adib mengharapkan nantinya akan muncul inovasi baru dari Rumah Kreatif. Misalnya jenis olahan makanan dan minuman yang baru. Menurutnya, inovasi perlu ada untuk meningkatkan produksi dan penjualan. Hal ini berdasarkan pengalaman selama sekitar 1 tahun ini.
Selama ini, teh bunga kemangi dan teh telang yang paling laris. Padahal, teh telang sendiri baru muncul pada Januari 2019. Menurut Adib, hal ini membuktikan bahwa bisa saja inovasi baru yang nantinya akan laris.
“Sampai sekarang, top seller-nya teh bunga kemangi dan teh telang. Padahal teh telang itu muncul Januari kemarin” ujar Adib.
Rumah Kreatif Mojodeso ini punya banyak manfaat bagi masyarakat. Berbagai inovasi yang diciptakan lewat Rumah Kreatif menjadi bukti bahwa Wong Jonegoro punya potensi untuk melahirkan produk-produk baru yang punya nilai ekonomis.
Makanan dan minuman hasil olahan Rumah Kreatif selain enak juga banyak khasiatnya lho, Nabs. Nabsky wajib datang ke Mojodeso untuk menikmati produk ini. Selain itu, Nabsky bisa juga belajar inovasi tentang pembuatan produk olahan alami. Selain sehat, tentu kita menjadi pintar.