Pergelaran pesta demokrasi telah usai. Sejumlah daerah telah melaksanakan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, termasuk jajaran legislatif. Meski begitu, masih ada beberapa TPS di daerah yang melaksanakan pemungutan suara ulang dan susulan.
Usainya pelaksanaan Pemilu 2019 menjadi kabar baik. Bukan tentang hasil pemungutan suara. Melainkan gejolak sosio-politik yang terjadi selama ini. Misalnya banyaknya hoax yang bertebaran, isu-isu kelompok radikal, hingga panasnya hubungan antar umat beragama.
Kembali ke Nomor 3, jika nomor 1 Jokowi dan nomor 2 Prabowo, nomor 3 adalah persatuan Indonesia. Tentu, itu berhubungan dengan Pancasila. Wabilkhusus sila ke-3. Kembali ke nomor 3 adalah kembali pada persatuan.
Hasil hitung cepat sudah muncul. Hasil tersebut dirilis oleh beberapa lembaga survei. Adanya beberapa lembaga survei, terdapat pula perbedaan hasil. Namun, angka-angka tersebut tidak jauh berbeda satu sama lain.
Biar bagaimana pun, hasil survei bukanlah hasil resmi. Hasil resmi penghitungan suara hanya bisa dikeluarkan oleh KPU RI. Setelah proses pemungutan suara selesai, KPU perlu melakukan collecting data hasil penghitungan suara.
Butuh beberapa waktu untuk mendapatkan hasil pasti seluruh nasional. Belum lagi jika ada masalah terkait kecurangan dan lain sebagainya.
Jadi, hasil quick count hanyalah referensi untuk pemetaan ke depan terkait peserta pemenang di Pemilu 2019. Kita semua tetap harus menunggu hasil yang dikeluarkan oleh KPU.
Sambil menunggu, kita bisa ngopi bersama sambil cooling down otak dan hati. Obrolan receh akan menghangatkan suasana bersama teman lama.
Proses panjang Pemilu 2019 hampir berakhir. Berakhirnya coblosan berarti sudah tidak ada lagi kubu 01 dan 02. Angka tersebut hanyalah nomor urut paslon yg digunakan untuk pemilihan umum. Setelah ini, angka tersebut tidak lagi digunakan kecuali untuk hasil dari KPU nanti.
01 atau 02, cebong atau kampret, apapun sebutannya, mari kita sudahi. Marilah kita semua bergabung kembali menjadi satu. Kelompok pendukung 01 dan pendukung 02 bergabung menjadi kelompok pendukung 03. 03 yang dimaksud adalah nomor urut sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia.
Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi mengunggah video di akun Instagram miliknya. Di video tersebut, Dedi Mulyadi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk kembali bersatu setelah Pemilu.
“Pemilihan Presiden telah berakhir. Mari kita rajut tari silahturahmi kembali. Kita sambung lagi ranting pohon yang hampir patah,” ujar Dedi Mulyadi lewat akun Instagramnya.
Banyak perdebatan antar teman, sahabat, hingga keluarga gegara Pilpres 2019. Kini, setelah Pilpres berakhir, sudah saatnya untuk kembali merangkul teman dan keluarga yang sempat menjauh karena pilihan yang berbeda.
Kita semua harus kembali bersatu dan menjadi satu Indonesia yang utuh. Siapa yang menang dan menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia nanti, mari kita semua mendukung dan mengawalnya. Namun, sebelum itu kita semua perlu mengawal perkembangan hasil pemilu 2019 hingga dikeluarkan secara resmi oleh KPU.
Kabupaten Bojonegoro, yang memang bagian dari Indonesia, kondisi pasca pilpres teramat kondusif. Tak ada gesekan berarti. Itu artinya, baik pendukung nomor 1 maupun nomor 2, sudah legawa. Sikap itu tentu patut dicontoh.
Mustofa, salah seorang warga Desa Pacul mengatakan, pasca pemilihan presiden, masyarakat harus bisa kembali seperti sedia kala. Siapapun yang menang, ia adalah pemimpin semua golongan. Sehingga, tak ada lagi potensi keriuhan.
“Harapan kita, tentu saja, semua bisa seperti sedia kala. Tidak ada permusuhan,” kata Mustofa.
Mustofa mengatakan, sejauh ini, di Bojonegoro, kondisinya memang teramat kondusif. Apapun yang terjadi dan siapapun yang bakal menjadi presiden, tentu bakal diakui dan didukung masyarakat. Sebab, mengakui hasil pemilu adalah sikap demokratis.