Setahun belakangan ini, berbagai brand kopi dengan konsep kekinian cukup populer di kalangan anak muda. Sebut saja Kopi Janji Jiwa, Kopi Kenangan, Kopi Lain Hati, dan masih banyak lagi. Brand-brand tersebut bisa dengan mudah ditemui di mall maupun pusat perbelanjaan di kota besar.
Indonesia memang tak bisa dilepaskan dari yang namanya kopi. Kopi jadi minuman yang digemari oleh semua segmen dan lapisan masyarakat. Dari kopi tubruk yang harganya tak sampai Rp 5 ribu. Hingga kopi premium yang harga secangkirnya bisa mencapai ratusan ribu.
Konsumsi kopi yang sangat tinggi oleh masyarakat Indonesia ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk melahirkan konsep baru dalam dunia per-kopian. Yakni konsep kopi kekinian yang menyasar anak muda.
Salah satu penggila sekaligus penikmat kopi kekinian ini adalah Dian Kharisma. Mahasiswi asal Bojonegoro yang kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri Surabaya ini mengaku memang tergila-gila dengan beberapa brand kopi kekinian yang sekarang bermunculan. Menurutnya, selain rasanya yang enak, Ia juga terpengaruh dengan postingan medsos teman-temannya.
“Awalnya tahu dari postingan Instagram teman-teman. Karena penasaran akhirnya ikut nyoba. Ternyata enak juga. Setelah itu jadi sering beli, tapi nggak tiap hari karena harganya agak mahal,” ujar Dian.
Jika berkunjung ke pusat perbelanjaan, kita bisa dengan mudah menemui gerai kopi kekinian tersebut. Contohnya di Kota Surabaya. Kopi-kopi kekinian tersebut hadir di berbagai mall dan pusat perbelanjaan Kota Pahlawan. Mulai dari Tunjungan Plaza, hingga Pasar Atum.
Salah satu brand kopi kekinian yang cukup moncer di Surabaya adalah Kopi Kenangan. Satu dari sekian gerai mereka ada di Pasar Atum, Surabaya. Menurut Roni Ardiansyah, pegawai Kopi Kenangan di Pasar Atum tersebut, pembeli sangat bervariasi. Tapi yang paling dominan adalah driver ojek online dan kalangan remaja.
“Pesanan paling banyak memang dari ojek online. Kalau yang beli langsung ke sini kebanyakan anak muda,” ujarnya kepada tim Jurnaba.co
Pilihan menu di Kopi Kenangan Surabaya sangat banyak. Setidaknya ada 30-an varian kopi yang bisa dipilih. Namun menurut Roni, varian yang paling laris adalah es kopi, terutama jenis Cappuccino, Americano dan Latte. Untuk jenis kopi panas peminatnya tak begitu banyak.
Selain berada di Pasar Atum, gerai Kopi Kenangan ini juga hadir di beberapa pusat perbelanjaan elit Surabaya. Sebut saja Grand City Mall, Tunjungan Plaza, Surabaya Town Square, Lenmarc, hingga Pakuwon Mall. Total ada 15 gerai Kopi Kenangan di Kota Pahlawan. Sedangkan jumlah total keseluruhan gerai kopi kenangan ini ada 222 yang tersebar di 17 Kota.
Dalam sehari, rata-rata gerai Kopi Kenangan di Pasar Atum ini bisa menjual hingga 150 cups. Dengan harga paling murah Rp 15 ribu dan gerainya yang berada di sejumlah tempat, kita tentu bisa membayangkan betapa besarnya omset mereka per hari.
Kerjasama dengan penyedia layanan ojek online juga berpengaruh besar terhadap penjualan kopi kekinian ini. Dengan kemudahan yang ditawarkan, kopi kekinian jadi primadona baru dalam dunia perkulineran di kalangan anak muda.
Keberadaan kopi kekinian tersebut ternyata mampu membuat pemain lama seperti Starbucks atau Excelso ketar-ketir. Pasalnya, pasar yang sebelumnya mereka kuasai kini mulai “dirusak” oleh brand-brand kopi kekinian yang terus melaju kencang. Para pemain lama pun harus memutar otak agar tak kalah bersaing dengan brand kekinian.
Pertanyaan besarnya sekarang adalah: mampukah brand kopi kekinian ini bertahan lama dan tak hanya jadi tren sesaat saja? Waktu yang akan menjawab. Bukan begitu, Nabs?