Pencinta musik metal di Bojonegoro berkumpul pada Minggu (6/1/2019) dalam acara Madness Day. Acara yang digelar di gedung PCK Bojonegoro ini menyuguhkan deretan band metal terbaik dari Bojonegoro dan kota lainnya di Indonesia.
Musik metal sendiri sudah melebur di Indonesia sejak tahun 90an. Tidak hanya sekedar konser atau pertunjukan besar. Para pecinta maupun pegiat musik metal seringkali membuat gigs kecil untuk mensinergikan dentuman distorsi mereka.
Bojonegoro sendiri memiliki skena musik metal yang cukup aktif. Setiap tahun gigs atau acara musik metal hadir di Bojonegoro. Salah satunya adalah acara Madness Day yang dilangsungkan pada awal 2019.
Acara ini sebelumnya bernama Bojonegoro Berkarat. Seiring berjalannya tahun, acara ini berganti nama menjadi Madness Day. Mungkin belum banyak yang tahu kalau sebenarnya acara ini merupakan bagian dari Bojonegoro Berkarat.
Madness Day digelar di gedung PCK Bojonegoro pada tanggal 6 Januari 2019. “Antusiasnya cukup baik. Ini acara pertama dari Madness Day. Madness Day sendiri juga bagian dari acara sebelumnya yang bernama Bojonegoro Berkarat”, ujar Firly selaku panitia acara.
Selain band dari Bojonegoro sendiri, panitia acara ini juga mengundang band dari luar kota. Diantaranya ada dari Bandung, Surabaya, Mojokerto, Purwokerto, dan Sidoarjo. Mulai dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore, sebanyak 14 band tampil untuk membakar arena Madness Day 2019.
Salah satu bintang utama di acara tersebut adalah Demons Damn. Band beraliran death metal asal Ujung Berung, Bandung ini sudah malang melintang di industri musik metal Indonesia. Sejak 2008 lalu, Demons Damn sudah menelurkan puluhan karya.
Vokalis Demons Damn, Popo mengungkapkan rasa senangnya bisa berkunjung di daerah-daerah kecil. Termasuk Bojonegoro. Ia senang ketika melihat skena lokal bisa berkembang.
“Senang bisa bermain di Bojonegoro, selain bisa mengangkat event lokal, kita bisa bareng-bareng untuk mensejahterakan komunitas melalui ekonomi kreatif, dari mulai jual tiket, merchandise dan lain-lain”. Kata Popo.
Band metal lain yang juga turut “membakar” panggung Madness Day adalah Simpul Mati. Band ini berasal dari Surabaya. Salah satu personel Simpul Mati, Bima mengatakan bahwa Bojonegoro adalah kota kecil yang mampu menjaga semangat musik metal Indonesia.
“Untuk teman-teman Bojonegoro sendiri masih bersemangat. Apinya masih ada. Jadi saya merasa beruntung bisa main di sini,” ujar Bima kepada Jurnaba.co
Dedengkot musik metal Bojonegoro, Fauzi mengatakan jika penggemar musik underground di Bojonegoro berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup dari sebuah skena musik. Dukungan berupa membeli tiket maupun merchandise sangat penting untuk membentuk atmosfer event yang baik.
“Support teman-teman penggemar musik cadas sangat dibutuhkan dalam membentuk suatu atmosfer yang besar. Mungkin hanya dalam bentuk kedatangan ke event, membeli tiket, beli merchandise, dan membeli rilisan band lokal”. Kata Fauzi.
Madness Day menjadi salah satu bukti eksistensi skena musik metal di Bojonegoro. Sebagai salah seorang yang sangat vokal dan aktif dalam skena musik metal Bojonegoro, Fauzi berharap jika perjuangannya selama ini membuahkan hasil maksimal.
Penasaran dengan penampilan band-band bawah tanah di Madness Day 2019? Yuk Nabs, langsung tonton liputan video dari Jurnaba.co tentang Madness Day 2019 di Bojonegoro.