Menurut Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro, Zaenal Fanani, sebanyak 44.588 hektar lahan pertanian di Kabupaten Bojonegoro mulai ditanami padi pada musim tanam kedua tahun ini.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengandalkan empat kabupaten dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan. Salah satu yang jadi tumpuan adalah Kabupaten Bojonegoro.
Bojonegoro sebagai lumbung pangan memang bukanlah jargon semata. Pemerintah memang menjadikan Bojonegoro sebagai daerah penghasil pangan utama karena memiliki lahan pertanian yang sangat luas.
Secara khusus, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta enam kabupaten, yaitu Bojonegoro, Jember, Nganjuk, Ngawi, Tuban, dan Tulungagung mempercepat masa tanam padi. Ini dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan pangan nasional,
“Hingga saat ini ada 16 provinsi lain di Indonesia bagian timur suplai pangan terutama beras hampir 80% tergantung dari Jawa Timur, beberapa kali bapak presiden juga menteri pertanian meminta untuk mempercepat masa tanam,” kata Khofifah saat rapat koordinasi dalam rangka ketersediaan pangan menghadapi musim kemarau.
Baca Juga: Mesin Kombi dan Analisis Sederhana Masa Depan Dunia Pertanian
Khofifah percepatan tanam di bulan Juni ini bisa termonitor dengan baik oleh seluruh bupati, sehingga ketahanan pangan nasional yang sebagian besar bertumpu pada surplusnya produksi padi di Jawa Timur bisa dijaga.
“Agar usaha maksimalisasi seluruh produk pangan terutama padi, peralatan-peralatan harus disiapkan apakah yang terkait dengan traktor roda dua maupun traktor roda empat, termasuk kesiapan pupuk,” ungkap Khofifah Indar Parawangsa.
Gubernur minta distribusi benih dan penyaluran pupuk subsidi bisa dipastikan terkawal sampai ke petani. Dengan begitu, petani bisa panen secara maksimal sesuai dengan target.
Lalu, seperti apa kesiapan Kabupaten Bojonegoro? Sesuai data Dinas Pertanian Bojonegoro, luas pertanian yang memasuki masa panen pada Juni kini 6.248 hektar yang tersebar di 17 kecamatan. Luas lahan pertanian paling luas yang diperkirakan panen pada Juni adalah di Kecamatan Ngraho yakni 1.087 hektar.
Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro, Zaenal Fanani, sebanyak 44.588 hektar lahan pertanian di Kabupaten Bojonegoro mulai ditanami padi pada musim tanam kedua tahun ini.
Baca juga: Pentingnya Penanaman Organik dalam Optimalisasi Lahan Pertanian
Untuk luas lahan yang akan ditanami padi Juni kini tersebar di 8 kecamatan. Yakni di Margomulyo, Baureno, Kanor, Balen, Trucuk, Kalitidu, Malo dan Padangan. Sebagai antisipasi kekeringan di musim kemarau, Zaenal Fanani akan membantu mengoptimalkan sistem pengairan.
“Antisipasi kekeringan, Dinas Pertanian mengoptimalkan irigasi, embung, dan pompa air,” ujar Zaenal.
Memang dibutuhkan sinergi semua pihak untuk memastikan panen berjalan dengan maksimal. Para petani mesti didukung oleh pemerintah supaya hasil panen sesuai dengan yang diinginkan.
Dan yang tak kalah penting pula adalah memperhatikan kesejahteraan para petani. Jangan sampai harga gabah atau beras anjlok ketika memasuki masa panen. Pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus bisa mengontrol harga.